STR membunuh masa depan Perawat, Bidan, Analis, farmasi


Opini, SLPI - Tiga tahun mengikuti pendidikan Akademi Perawat,kebidanan,analis kesehatan dan farmasi dengan gelar D3 (Ahli Madya) tidak serta merta membuat anda menjadi Perawat,bidan,analis dan farmasi. bukan karena tidak adanya lowongan pekerjaan, tapi dituntut harus mengikuti Ujian Kompetensi untuk mendapatkan STR (Surat Tanda Registrasi). Bila tidak memiliki STR perawat,bidan,analis dan farmasi, tidak bisa kerja. kesulitan itu yang didapat setelah lulus dari akademi atau Fakultas. Pada Akhirnya membunuh masa depan anak bangsa yang baru saja akan mengabdikan diri untuk masyarakat.

Adapun setelah lulus dari Uji Kompetensi dan mendapatkan STr, akan diperhadapkan  dengan kesulitan yang lain. Masa berlaku STR adalah 5 tahun. Perawat,bidan,analis dan farmasi diwajibkan untuk mengikuti pelatihan sebanyak 25 SKP (Sistem Kredit Point) . Apabila tidak mencapai target perawat,bidan,analis dan farmasi diharuskan membayar sisa SkP yg tidak diambil atau STRnya akan dinonaktifkan.

Dengan gaji yang terbilang relatif rendah perawat diharuskan mengikuti pelatihan yang biayanya sampai jutaan rupiah. Misalnya saja pelatihan dan seminar dll, dengan biaya kurang/lebih Rp. 3.500.000 dengan 4 SKP. belum lagi biaya untuk ikut pelatihan yang lain sampai mencapai 25 SKP. apakah gaji perawat,bidan,analis dan farmasi hanya untuk membayar biaya STR atau Pelatihan?

Setelah sekian lama pemerintah mengeluarkan aturan itu, tidak menjamin kesejahtraan dan masa depan Perawat.bidan,analis dan farmasi

"Mari sebarkan petisi ini agar bisa dibaca OLeh petinggi-petinggi Negara dan juga Kementrian kesehatan sehingga kebijakan-kebijakan tersebut bisa direvisi kembali"
Iwansyah
Iwansyah Seorang Penulis Pemula Yang Mengasah Diri Untuk Menjadi Lebih Baik

16 comments for "STR membunuh masa depan Perawat, Bidan, Analis, farmasi"

  1. Replies
    1. kuliah bertahun tahun untuk mendapatkan ilmu sesuai dengan bidangnya sehinga dikatakan profesional tapi walaupun sudah profesional jika diperhadapkan dengan UKOM yang hanya tiga jam pelaksanakan akhirnya kata profesional GURUR dengan sendirinya karena tidak dapat bekerja

      Delete
  2. Kalau begini ceritanya gak akan ada lagi penerus yg mau ambil kuliah jurusan kesehatan ya dapat dipastikan kedepannya SDM untuk kesehatan berkurang �� berharap perubahan secepatnya ��

    ReplyDelete
    Replies
    1. kuliah bertahun tahun untuk mendapatkan ilmu sesuai dengan bidangnya sehinga dikatakan profesional tapi walaupun sudah profesional jika diperhadapkan dengan UKOM yang hanya tiga jam pelaksanakan akhirnya kata profesional GURUR dengan sendirinya karena tidak dapat bekerja

      Delete
  3. Kalau begini ceritanya tidak ada lg yg mau kuliah dibidang kesehatan dan dpat d pastikan kedepan negara akan kekurangan SDM bagian kesehatan #berharap ada perubahan yg signifikan dan secepatnya

    ReplyDelete
  4. menyesal dulu kulliah ambil bidang kesehatan
    kull bertahun tahun biiaya di keluarkan juga tidak sedikit
    lulus universitas sudah
    tpi ijazah perawat bidan analis tidak berguna kalau tidak ada dan tidak lulus ujian STR aja seimbang kah yg uda di jalani bertahun tahun
    hanya dengan waktu singkat 5jam ujian hasil.nya tidak kompeten
    IJAZAH perawat bidan analis farmasi tidak bisa melamar kerja

    ReplyDelete
    Replies
    1. kuliah bertahun tahun untuk mendapatkan ilmu sesuai dengan bidangnya sehinga dikatakan profesional tapi walaupun sudah profesional jika diperhadapkan dengan UKOM yang hanya tiga jam pelaksanakan akhirnya kata profesional GURUR dengan sendirinya karena tidak dapat bekerja

      Delete
  5. Mudah2an ada jalan keluar utk melihat mhsswa/i kompeten atau tidak. Tdk dgn sprti ini

    ReplyDelete
  6. STR jga membunuh masa depan SKM,yang sudah dituntut untuk UKOM,,,

    ReplyDelete
    Replies
    1. kuliah bertahun tahun untuk mendapatkan ilmu sesuai dengan bidangnya sehinga dikatakan profesional tapi walaupun sudah profesional jika diperhadapkan dengan UKOM yang hanya tiga jam pelaksanakan akhirnya kata profesional GURUR dengan sendirinya karena tidak dapat bekerja

      Delete
  7. kuliah mahal,pelatihan mahal,kerja gaji gak seimbang sama pendidikannya,masih saja di persulit
    tenaga kesehatan itu mulia,tapi seperti tidak di anggap,tolong hargai jerih payah selama kuliah,yanpa sertifikat tidak bisa bekerja terus apa gunanya kuliah?sedangkan kuliah biaya tidaklah sedikit,kalaupun sudah dapat STR masih saja di suruh upgread,gajinya saja pake sehari-hari saja gak cukup masih di persulit.
    membunuh secara berlahan..!!!

    ReplyDelete
  8. yang udah punya STR Pun Masih Payah Cari kerja,
    dan kalo pun kerja...
    tak sebanding lah gaji yg diterima,
    #miris

    ReplyDelete
  9. Ya wajarlah namanya juga berhubungan dengan manusia (vital) makanya Di Cari yg berkualitas! harus update ilmu terus. Kalo ngk mampu ikut seminar & pelatihan tinggal ikut ukom lagi belajar yg rajin

    ReplyDelete
    Replies
    1. Di imbangi juga sama gajinya,, permasalahannya kan gaji yg di terima tidak sesuai dengan biaya pelatihan yg di haruskan..

      Delete
  10. Sebenarnya str itu penting tp harus ada kontribusi dari orang yg berwenang dalam hal pengajuan str untuk para medis seandainya kita punya pejabat yg bisa memfasilitasi para medis seharusnya ditanggung biaya pelatihan agar SDM para medis di indonesia memiliki nilai yg tinggi dan bisa bersaing di era globalisasi jangan hanya bisa membuat suatu kebajikan tetapi tidak memikirkan dampaknya.ini problem yg sangat penting dan ini ada hubungan tentang program bpk presiden Joko widodo yaitu indonesia sehat melalui kartu indinesia sehat dan bagaimana bisa terwujud tanpa ada tenaga ahli para medis disebabkn tidak ada str sehingga angka pengangguran semakin meningkat jadi tolong diperhatikan kami para medis wahai bapak yang mengajukan str

    ReplyDelete
  11. Terkadang miris juga sama STR... Banting duit, tapi pelatihan atau seminar kagak ikut.... Istilah nya nebeng nama...

    positif62

    ReplyDelete